Selasa, 17 Agustus 2010

Tari Topeng Malangan




Gerakan lemah gemulai dengan wajah tertutup topeng dan aksesori yang beragam diiringi alunan gamelan seolah-olah mampu membawa penikmat kembali ke suasana masa lampau. Tari tradisional yang sarat nuansa spiritual ini menggambarkan nilai-nilai kehidupan yang luhur serta nilai-nilai tentang keselarasan hidup dengan alam dan dunia gaib. Itulah yang pertama kali tersirat dalam satu di antara kesenian kebanggaan Kota Malang, Jawa Timur, tari wayang topeng atau tari topeng.
Sedikit kutipan dari studiotari.blogspot.com diatas menunjukkan bahwa :

Pelaku tari menyampaikan ajaran melalui gerak tanpa menunjukkan identitasnya, mengapa ? Menurut penulis ini simbol dari kerendahan hati manusia , kemampuan manusia untuk berperan/bersandiwara untuk mencapai tujuannya baik yang positip maupun yang negatip
Kerendahan hati manusia dapat diartikan meskipun tarian tubuhnya memukau sekaligus memberi inspirasi serta mengajak merenung, dengan bebas tanpa terpengaruh oleh siapa yang menarikan.
Siapa yang menarikan dapat mempengaruhi penikmat untuk perhatian atau tidak. Sebab manusia selalu dikuasai oleh pikiran yang selalu mempertimbangkan baik/buruk dengan mengolah informasi yang dilihat dan didengar.

Macam – Macam Topeng
Tari Topeng adalah perlambang bagi sifat manusia, karenanya banyak model topeng yang menggambarkan situasi yang berbeda, menangis, tertawa, sedih, malu dan sebagainya.Tokoh –tokoh dalam tari topeng yang terkenal ada 3 pasangan. Yaitu topeng Panji Asmara Bangun yang berwarna hijau dengan Sekartaji yang berwarna putih. Pasangan kedua adalah topeng Gunung Sari yang berwarna putih dengan Sang Ayu Ragil kuning yang warnyanya kuning. Serta Klono Topeng dengan Topeng Bapang yang berwarna merah.
Arti warna putih adalah suci, warna hijau artinya kemakmuran, sedangkan kuning berarti kebersihan dan warna merah berarti keras, murka, dan licik. Dalam tari Topeng juga ada topeng yang bentuk hidungnya panjang, dan ini berarti laki- laki suka mencium perempuan, juga yang mata keranjang.(Soedarsono. 1979.
Beberapa Catatan Tentang Seni Pertunjukan Indonesia. Yogyakarta : Konservatori).
Kini Sang Maestro telah Tiada
Mbah Karimun (98), sang maestro topeng malang, telah pergi menghadap SANG KHALIK pada Jumat (1/12) malam di Rumah Sakit Syaiful Anwar Kota Malang, sebagai generasi penerus marilah kita mendoakan agar semua amal bakti dan pengabdian Mbah Karimun diterima Allah SWT serta mendapat pengampunan dariNYA.
Sedangkan untuk kita generasi penerus marilah kita tauladani sikap, dedikasi dan kesetiaan pada profesinya serta melestarikan semua ajarannya.
Di sanggar Asmoro Bangun, Jl Kedung Monggo,Pakisaji MALANG 65162 setiap bulan, pada malam Senin Legi, rutin digelar gebyak (pementasan) sendratari. Dipilih Senin Legi karena warga setempat memaknai hari itu untuk melakukan bersih desa yang merupakan bagian dari kearifan tradisional masyrakat lokal dalam mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan. Seluruh biaya untuk pagelaran acara ini ditanggung swadaya warga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar